Mengenal AI di Windows dan macOS

Kehadiran teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam sistem operasi modern semakin terasa dalam beberapa tahun terakhir.
Baik pada perangkat berbasis Windows maupun macOS, pengguna bisa menemukan berbagai fitur yang dibantu oleh algoritma AI untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi daya, hingga pengalaman pengguna secara keseluruhan.
Kini, AI tidak hanya menjadi bagian dari asisten virtual, tetapi juga hadir dalam bentuk manajemen daya, prediksi teks, peningkatan performa, dan bahkan pengaturan privasi.
Di Windows, Microsoft mulai mengintegrasikan AI lebih dalam sejak peluncuran Windows 10, dengan Cortana sebagai awal dari era asisten digital.
Kini, dengan Windows 11 dan akan datangnya Windows 12, Microsoft memperkenalkan Microsoft Copilot sebagai pusat interaksi AI di desktop.
Sementara itu, Apple melalui macOS telah mengembangkan AI dalam bentuk Siri, Core ML, dan Prosesor Neural Engine yang bekerja langsung pada hardware untuk meningkatkan kemampuan analisis gambar, suara, dan pengenalan pola pengguna.
Perbedaan pendekatan antara kedua ekosistem ini menciptakan pengalaman unik bagi pengguna masing-masing platform. Namun, keduanya memiliki tujuan yang sama: membuat komputer lebih cerdas, responsif, dan intuitif sesuai kebutuhan pemakainya.
Mengenal AI di Windows dan macOS
Integrasi AI di Windows: Dari Cortana hingga Microsoft Copilot
Windows telah lama menjelaskan ambisinya dalam membangun ekosistem yang lebih pintar dengan dukungan kecerdasan buatan.
Awalnya, Cortana adalah wujud utama dari upaya ini—sebagai asisten suara yang bisa membantu pencarian file, penjadwalan, dan pengaturan cepat.
Meskipun Cortana kurang begitu populer di kalangan umum, ia tetap menjadi dasar bagi integrasi AI yang lebih luas di masa depan.
Dengan hadirnya Windows 11, Microsoft memperkenalkan Microsoft Copilot, sebuah fitur AI yang terintegrasi langsung dengan shell sistem.
Copilot tidak hanya bisa menjawab pertanyaan atau memberikan rekomendasi, tetapi juga membantu dalam menulis dokumen, mengedit email, hingga menyarankan langkah kerja berikutnya berdasarkan konteks pekerjaan yang sedang dilakukan.
Selain itu, Windows juga menggunakan AI dalam:
- Dynamic Refresh Rate: Menyesuaikan refresh rate layar berdasarkan aktivitas pengguna.
- Smart App Control: Mencegah aplikasi mencurigakan dijalankan berdasarkan pola perilaku software yang aman.
- Background Tasks Optimization: Mengatur prioritas CPU/GPU saat menjalankan banyak program sekaligus.
- Voice Clarity dan Background Blur: Fitur AI untuk panggilan video yang lebih fokus dan jelas.
Pada sisi lain, Windows juga menyediakan AI Toolkit untuk pengembang, termasuk WinML dan ONNX Runtime. Ini memungkinkan developer membuat model AI lokal yang bisa bekerja tanpa internet, memberikan pengalaman offline yang lebih penuh informasi dan personal.
Beberapa laptop Windows bahkan sudah dilengkapi dengan NPU (Neural Processing Unit), seperti yang ada pada prosesor AMD Ryzen AI atau Intel Meteor Lake.
NPU ini dikhususkan untuk menjalankan tugas-tugas berbasis AI secara lebih efisien, baik dalam hal konsumsi daya maupun kecepatan respons.
Dengan semua perkembangan ini, Windows menunjukkan bahwa kecerdasan buatan bukan lagi tambahan, tetapi bagian dari fondasi sistem operasi masa depan.
Penggunaan AI di macOS: Siri, Machine Learning, dan Efisiensi Energi
Apple selalu mengedepankan pendekatan yang lebih tertutup dalam pengembangan sistem operasi mereka, termasuk dalam hal penerapan AI di macOS.
Berbeda dengan Windows yang cenderung lebih terbuka dalam integrasi AI, Apple mengutamakan privasi pengguna dan efisiensi energi, sehingga penggunaan AI lebih sering ditemukan dalam bentuk background intelligence daripada interaksi langsung seperti chatbot atau asisten aktif.
Salah satu contoh paling awal dari penggunaan AI di macOS adalah Siri, meskipun ia tidak seaktif Google Assistant atau Microsoft Copilot.
Siri di macOS lebih fokus pada perintah suara yang efisien, serta integrasi langsung dengan Spotlight Search, dictation, dan pencarian foto cerdas yang bisa mengenali objek dan momen otomatis.
Selain itu, macOS juga mendukung Core ML, yaitu framework Apple yang memungkinkan aplikasi pihak ketiga memanfaatkan machine learning langsung dari perangkat. Banyak aplikasi Apple sendiri yang menggunakan Core ML, seperti:
- Photos – mengenali wajah, lokasi, dan objek dalam album
- Mail – memprediksi tindakan pengguna dan menyaring spam dengan lebih akurat
- Safari – menampilkan rekomendasi tab berdasarkan pola browsing harian
- QuickType – mempelajari cara pengetikan dan memberikan prediksi kata yang lebih tepat
Chip Apple M1, M2, dan M3 juga memiliki Neural Engine yang dirancang khusus untuk menangani tugas AI dan machine learning secara efisien. Ini memungkinkan MacBook menjalankan tugas seperti denoising audio, rendering grafis, dan analisis data visual dengan sangat baik tanpa membebani CPU secara berlebihan.
Yang menarik, Apple juga mulai menghadirkan AI generatif dalam bentuk Image Playground di iMessage dan Apple Intelligence yang diperkenalkan pada WWDC 2024.
Ini menandai langkah besar Apple dalam dunia kecerdasan buatan, meskipun tetap mengedepankan kontrol privasi dan pengolahan data secara lokal.
Dengan pendekatan yang lebih tenang namun stabil, macOS menunjukkan bahwa AI bisa digunakan untuk meningkatkan pengalaman pengguna tanpa harus selalu terlihat aktif di permukaan.
Perbandingan Pendekatan AI antara Windows dan macOS
Meskipun Windows dan macOS sama-sama mengadopsi teknologi kecerdasan buatan, keduanya memiliki pendekatan yang berbeda dalam penerapannya. Windows tampak lebih eksplisit dalam penggunaan AI, terutama dengan adanya Copilot yang bisa diakses kapan saja dan berbagai fitur bawaan yang bekerja secara real-time. Di sisi lain, macOS lebih bersifat implisit, dimana penggunaan AI lebih banyak terjadi di latar belakang dan jarang terasa secara langsung.
Pendekatan Microsoft terlihat lebih proaktif. Contohnya, Copilot bisa diminta untuk menulis dokumen, mengedit kode, atau bahkan meringkas rapat yang baru saja diakhiri.
Ini memberikan pengguna akses langsung ke AI dalam pekerjaan sehari-hari, meskipun beberapa orang merasa ini bisa terasa intrusif jika tidak disesuaikan dengan benar.
Apple lebih memilih untuk menggunakan AI untuk meningkatkan stabilitas sistem dan efisiensi daya.
Salah satu contohnya adalah kemampuan MacBook untuk menyesuaikan kinerja berdasarkan pola penggunaan dan suhu perangkat, menjaga agar notebook tetap dingin dan baterai lebih awet.
Selain itu, macOS juga memanfaatkan AI untuk analisis privasi otomatis, seperti deteksi kebocoran foto atau rekomendasi aplikasi yang akan digunakan berdasarkan waktu dan aktivitas sebelumnya.
Dalam hal dukungan untuk pengembang, Windows menawarkan fleksibilitas lebih tinggi karena didukung oleh ekosistem open-source dan tools AI dari pihak ketiga. Sementara itu, macOS memberikan lingkungan yang lebih terstruktur dan aman, dengan API yang terbatas tetapi optimal untuk perangkat Apple.
Untuk pengguna biasa, Windows menawarkan interaksi AI yang lebih nyata dan langsung, sedangkan macOS memberikan manfaat AI yang lebih halus, tetapi tetap kuat dalam hal efisiensi dan perlindungan data.
Namun, keduanya sepakat bahwa masa depan komputasi pribadi adalah tentang kecerdasan buatan yang terintegrasi dengan mulus ke dalam sistem operasi, menjadikan komputer lebih dari sekadar alat kerja—tetapi partner kolaborasi yang cerdas.
Kesimpulan
Integrasi AI di Windows dan macOS kini menjadi bagian tak terpisahkan dari pengalaman pengguna.
Microsoft lebih terbuka dan proaktif dalam menempatkan AI sebagai alat interaksi langsung, sementara Apple lebih memilih menyematkannya dalam sistem secara halus, terutama untuk meningkatkan efisiensi dan privasi.
Pilihan antara keduanya bergantung pada preferensi pengguna. Bagi mereka yang ingin berinteraksi langsung dengan AI dalam bentuk asisten teks, penulisan otomatis, atau optimasi UI, Windows mungkin lebih menarik.
Baca juga: Memunculkan Garis Angka di Microsoft Word
Namun, jika pengguna lebih suka sistem yang bekerja diam-diam untuk meningkatkan performa dan menjaga data tetap aman, maka macOS bisa menjadi pilihan yang lebih sesuai.
Baca juga: Mengatur Kecepatan Scroll Mouse di Windows 10
Tidak peduli sistem operasi apa yang dipakai, arah teknologi menunjukkan bahwa AI akan semakin menjadi bagian inti dari sistem operasi pribadi.
Dengan pembaruan rutin dari Microsoft dan Apple, kita bisa mengharapkan lebih banyak fitur yang dibangun berbasis kecerdasan buatan dalam beberapa tahun ke depan.
Baca juga: Mengatur Penomoran Makalah Judul, Romawi, dan Bilangan
Bagi pengguna, penting untuk memahami bagaimana AI bekerja dalam sistem mereka, serta bagaimana cara memanfaatkannya secara maksimal.
Baca juga: Mengkonversi Gambar ke Format WebP
Dengan begitu, pengalaman digital tetap terjaga dan produktivitas meningkat secara signifikan. Sekian, terima kasih.
Posting Komentar untuk "Mengenal AI di Windows dan macOS"
PERINGATAN !!
Komentar dilarang mengandung unsur-unsur :
1. Penghinaan atau Pelecehan
2. Spamming (spam comment)
3. Link aktif dan sejenisnya